Tujuh Kesulitan yang Harus Dihadapi
Di antara seorang hamba dengan pintu surga terdapat tujuh kesulitan. Yang paling ringan adalah kematian, namun yang paling berat adalah ketika berdiri di hadapan Allah swt. pada hari kiamat. Pada saat itu, orang-orang yang pernah dizalimi akan menuntut balasan dari yang menzalimi mereka. Itulah salah satu ujian yang paling berat, sebuah perhitungan yang tak bisa dielakkan.
Akan datang zaman di mana Islam hanya akan tersisa namanya, dan Al-Qur'an hanya akan berupa tulisan. Keimanan akan semakin tergerus, dan yang kita pegang hanyalah simbol semata, tanpa makna yang mendalam. Di saat itu, muncul pemimpin-pemimpin yang menyeru umat manusia kepada api neraka, dan mereka tidak akan mendapatkan pertolongan pada hari kiamat nanti.
Kemunafikan akan merebak, dengan ciri-ciri yang jelas: ketika berbicara, mereka berdusta; ketika berjanji, mereka mengingkari; dan ketika dipercaya, mereka mengkhianati. Ini adalah tanda-tanda yang tampak dari mereka yang memisahkan antara kata dan perbuatan.
Di zaman yang penuh tantangan ini, akan muncul manusia-manusia penjilat yang memiliki dua wajah. Mereka datang dengan satu wajah kepada golongan ini, dan dengan wajah lain kepada golongan yang lain, demi kepentingan pribadi. Keikhlasan dan kesetiaan menjadi langka, tergantikan oleh kemunafikan yang merajalela.
Namun, di tengah segala kesulitan ini, semangat jihad harus tetap tumbuh dan berkembang. Jihad yang sejati adalah perjuangan yang tidak hanya berwujud dalam peperangan, tetapi juga dalam usaha melaksanakan agama Allah dengan penuh kesungguhan. Allah telah memilih kita untuk menegakkan agama-Nya, dan tidak ada yang sulit dalam menjalankan agama-Nya, karena Dia telah memberi kita petunjuk yang jelas.
Menjaga mulut dan kemaluan adalah hal yang sangat penting. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. mengingatkan bahwa mulut dan kemaluan adalah penyebab utama seseorang masuk ke dalam neraka. Maka, menjaga lisan dan perilaku adalah kewajiban bagi setiap Muslim, untuk menghindari perbuatan yang bisa merusak diri dan orang lain.
Selain itu, godaan harta juga menjadi ujian yang besar di akhir zaman. Betapa banyak orang yang terperdaya dengan harta, mengira bahwa kekayaan adalah segalanya. Namun, pada akhirnya, tidak ada yang akan tersisa dari harta kecuali apa yang kita sedekahkan, yang kita pakai untuk kebaikan, atau yang kita makan sampai habis. Semua yang kita miliki akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah swt.
Inilah realitas yang harus kita hadapi di zaman ini: zaman di mana kesulitan dan godaan semakin besar. Namun, dengan keteguhan iman, semangat jihad, dan kesadaran akan tujuan hidup yang hakiki, kita bisa melewati segala ujian dan meraih kebahagiaan yang abadi di akhirat.