Doa di Pelukan Senja
Di tengah senja yang menyelimuti bumi, seorang lelaki berdiri di tepi jalan, menatap putri kecilnya yang berlari ke arahnya, senyuman kecil menghiasi wajahnya yang lelah. Malam perlahan datang, menyelubungi langit dengan kelamnya. Tapi, dalam hatinya, ada cahaya yang tak pernah padam, terang benderang seiring dengan doa yang terus dipanjatkan untuk Nabi yang mulia.
"O Allah," ia berbisik pelan, "berkatilah hamba dan putriku ini, sebagaimana Engkau memberkahi hamba-hamba-Mu yang mulia, sepanjang gelapnya malam ini."
Putri kecilnya menatap langit yang mulai dihiasi gemintang, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu. "Ayah, mengapa langit begitu indah di malam hari?"
Lelaki itu tersenyum, tangannya mengusap lembut rambut putrinya. "Karena dalam setiap waktu, ada tanda-tanda kebesaran-Nya yang mengingatkan kita untuk bersyukur."
Di sekeliling mereka, dunia berputar, dan jauh di sana, di padang pasir dan pegunungan, para peziarah mengarungi perjalanan panjang mereka, melantunkan pujian kepada Sang Pencipta. Tapi di sini, dalam pelukan senja, seorang ayah dan anaknya berbagi ketenangan dalam doa yang sama, mengalirkan berkah yang tak terhitung bagi yang hidup dan yang akan datang.
Sebagaimana kapal-kapal uap mendekat membawa para haji, begitu pula doa mereka mengalir, meresap jauh ke dalam relung-relung jiwa, mengaliri semesta dengan ketenangan yang hanya bisa diberikan oleh-Nya.