Alhamdulillah dalam Luka



Alhamdulillah...
Meski langkah tertatih, meski tubuh ringkih, meski hati nyeri seperti rembulan yang ditelan gerimis.
Sebab sakit hanyalah bisikan halus yang mengingatkan: bahwa aku ini fana, bahwa aku ini hamba.

Alhamdulillah...
Ketika raga didera perih, ketika napas terasa berat, ketika air mata lebih banyak bicara ketimbang kata-kata.
Sebab luka bukan sekadar derita, ia adalah surat cinta dari-Nya, penghapus dosa-dosa yang dulu diam-diam bersarang di dada.

Alhamdulillah...
Saat malam-malam panjang terasa sepi, saat dingin menyusup tulang, saat sekujur tubuh enggan bergerak.
Sebab mungkin, di balik sakit ini, Tuhan sedang menyiapkan istirahat yang indah, yang tak lagi diusik lara.

Alhamdulillah...
Sebab nyeri bukan akhir, melainkan gerbang menuju sabar, menuju rida, menuju ampunan yang lebih luas dari samudera.
Sebab dalam tiap denyut sakit, ada bisikan lembut-Nya:
"Bersabarlah, sebab Aku lebih dekat dari urat nadimu..."


Popular posts from this blog

Bismillah

Makna, Tafsir, dan Relevansi Surat Adh-Dhuha

Senja di Perjalanan Pulang