Cahaya Asma-Mu
Aku bersimpuh dalam senyap malam yang penuh rahasia,
mengangkat kedua tanganku pada-Mu, Wahai Yang Esa,
Yang tak terjangkau oleh mata, namun dekatnya tak berbatas.
Aku menyeru nama-nama-Moooooooooou,
nama yang menggigilkan langit dan menenangkan bumi.
Engkaulah Allah—tiada tuhan selain Engkau:
Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,
Maha Raja yang Kudus dan Damai,
Penjaga segala rahasia, Pemilik segala kekuatan,
Yang Perkasa, Yang Mengatur, Yang Menundukkan dan Meninggikan.
Kau lukis wujud dari ketiadaan,
Kau beri bentuk pada yang belum pernah ada,
Kau tutupi cela dengan ampunan,
dan bukakan jalan dengan kemurahan.
Aku berseru, memohon setetes cahaya dari lautan Asma-Mu,
cahaya yang menyingkap tabir di mataku,
yang menuntun kalbuku menuju-Mu,
yang meneguhkan langkah dalam bingkai petunjuk-Mu,
yang membawaku pulang kepada kebaikan yang Engkau ridhai.
Wahai Yang Tahu segala rahasia dan bisikan,
Wahai Tujuan akhir segala urusan,
aku pasrahkan segalanya hanya kepada-Mu.
Bukan kepada kekuatan yang fana, bukan kepada sandaran semu.
Biarkan aku hidup dalam kebergantungan hanya pada-Mu,
menjadi debu yang ditinggikan oleh angin kehendak-Mu,
bernaung di bawah lindungan Asma-Mu yang Maha Indah.
Dan bila malam terlalu pekat,
ingatkan aku bahwa Engkau adalah An-Nūr—Cahaya segala cahaya,
Yang menunjuki hati yang hilang arah,
dan menguatkan jiwa yang menjerit dalam diam.
وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللهِ، إِنَّ اللهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Aku serahkan urusanku kepada Allah,
sungguh, Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
(Tiga kali, dalam jeda penuh harap.)