Antara Diri dan Sang Pencipta
Di keheningan malam yang merambat,
Kubisikkan pada-Mu, yang tak pernah jauh.
"Kau ciptakan aku untuk-Mu, lalu Kau tinggalkan aku."
Namun kesendirian itu hanya ilusi belaka,
Sebab setiap kali kupikir aku ditinggalkan,
Justru aku yang berpaling, memilih dunia fana.
Tabir yang kurasakan antara kita
Adalah hijab dari keteduhanku sendiri,
Bukan Engkau yang menjauh, tapi aku yang berkelana.
Siapakah yang mampu menenangkan hatiku
Selain Engkau yang mengenal setiap detak?
Hatiku berlari mencari-Mu hingga menyadari
Bahwa ia telah berdiri sepanjang waktu
Di antara kedua tangan-Mu,
Menunggu untuk disentuh, dikenali kembali.
Engkau tak pernah meninggalkanku,
Hanya aku yang kadang lupa bahwa napas ini,
Detak ini, hidup ini, adalah milik-Mu semata.
Dalam diam yang membentang,
Aku mendengar bisikan-Mu:
"Aku selalu di sini, tak pernah pergi."
Dan hatiku, ya hatiku yang malang itu,
Akhirnya menemukan rumahnya kembali
Di kehadiran-Mu yang abadi.